Pages

Sunday, November 25, 2012

Street Art


            Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.
         
          Kebiasaan melukis di dinding bermula dari manusia primitif sebagai cara mengkomunikasikan perburuan. Pada masa ini, grafitty digunakan sebagai sarana mistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu.
Perkembangan kesenian di zaman Mesir kuno juga memperlihatkan aktivitas melukis di dinding-dinding piramida. Lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemui seorang pharaoh (Firaun) setelah dimumikan.
Kegiatan grafiti sebagai sarana menunjukkan ketidak puasan baru dimulai pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan sindiran terhadap pemerintahan di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan di reruntuhan kota Pompeii. Sementara di Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendiskreditkan pemeluk kristen yang pada zaman itu dilarang kaisar.

          Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.
Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.
Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang mengawali kariernya dari kegiatan grafiti.

Fungsi Graffiti:
§  Bahasa rahasia kelompok tertentu.
§  Sarana ekspresi ketidak puasan terhadap keadaan sosial.
§  Sarana pemberontakan.
§  Sarana ekspresi ketakutan terhadap kondisi politik dan sosial.

          Di Indonesia, ada satu graffiti artist yang terkenal, dikenal sebagai Darbotz. Di dunia Street Art Indonesia, Darbotz sudah mempunyai posisi yang cukup kuat, ciri khas ‘CUMI’ nya seakan tampil menampar karya-karya grafiti lainnya dan memaksa kita harus memperhatikan tiap detail dari goresan tangannya. Mungkin di Indonesia baru Darbotz street artist yang dalam setiap karyanya mempunyai detail yang tinggi, bahkan pola yang ia ciptakan -meskipun bukan pola baru- sudah menjadi trademarknya, sehingga jika kita melihat pola seperti itu langsung yang terlintas dikepala adalah Cumi nya Darbotz.

          Ini adalah beberapa hasil kaya Darbotz :







“Art is an evolutionary act. The shape of art and its role in society is constantly changing. At no point is art static. There are no rules.” 
 
Raymond Salvatore Harmon